Monday, December 3, 2018

SANG WAKTU


Tik-tak-tik-tak
Gumam jam dari jarumnya.
Darasan langkah yang tak kenal mundur.
Merekam setiap laku.

Hitung menghitung kehidupan.
Dari abad, dari era, dari dasawarsa.
Setiap windu, setiap tahun, setiap bulan.
Bergulir minggu, hari, jam, menit.

Dalam detik waktu berdoa.
Untuk setiap lelaku yang bertebaran.
Baik-buruk tercecer alami di atas bumi.
Dari persada berhias intan permata.
Hingga kubangan becek berlumut dan berlumpur.

Dalam doa sang waktu berkata :
"Tuhan, jagalah mereka para pejuang hidup, yang senantiasa mengasarkan telapak tangan mereka; senantiasa membuat telapak kaki mereka berkapal kulitnya; mereka yang menjaga namaMu; mereka yang meneteskan air mata demi Engkau, demi Bangsanya, demi Negaranya, demi orang-orang terkasihnya; serta mereka yang selalu menghargaiku. Jagalah mereka dengan cinta kasih Mu. Hingga nanti engkau menyabut hak ku dari mereka."

Waktu hanya bisa berjalan maju.
Tanpa toleh detik melintas.
Tak mengenal ulang sama sekali.
Manusialah yang menghitung-hitung waktu.
Dalam sukur maupun sesal.
Dalam suka maupun duka.
Terlahir sejarah yang berharga dalam setiap ukirannya.
Berharga dengan baik dan buruknya.
Menjadi cermin untuk dunia.
Terletak indah menempel dalam kamar.
Digunakan untuk bersolek merias masa depan.

Sang waktu terus berdoa.
Dalam detik di sisa hitungannya.
Terus berhitung melahirkan sejarah.
Dan menjemput penghabisannya.

Layaknya manusia juga harus berhitung.
Dalam setiap gerak lakunya.
Karena waktu tak pernah menoleh untuk mundur dan melakukan pengulangan.

Tegar P S Widodo
Kediri, 311217-010118

No comments:

Post a Comment

PELUH DAN KARYA

Mari berjihad! Melawan miskin dan malas Seiya semesta selaras jiwa Berkarya sepenuh hati Janji Tuhan itu nyata Berikan surga hasil...

Persembahan Kami