Krucuk, krucuk.
Bukan suara air mengalir.
Hanya suara air sumur memenuhi perut.
Merdunya bersama kembung.
Untung masih gratis.
Bagaimana jika yang tidak punya sumur?
Air beli, dikapitalisasi, dilabeli.
Mengandung mineral yang katanya bergizi.
Tinggi,
Harganya!
Tolong! Tolong!
Nyanyian hati.
Kasbon meninggi.
Akibat dikejar penagih angsuran kendaraan.
Sepeda motor yang sering telat dicicil.
Diancam dirampas lagi.
Satu-satunya kaki untuk berangkat ke pabrik.
Menyusuri jalan yang tak pasti.
Bagaimana jika disita?
Yah, naik bus saja.
Pabrik masuk jam 8 tepat.
Terlambat! Potong gaji.
Bus masih bermalas-malasan di terminal.
Akibat kursi penumpang tak penuh.
Gerutu sopir dan kenek,
Mendendangkan keluh kesah.
Setoran yang mengancam kehidupan anak dan istri.
Aduh! Aduh!
SPP anakku meninggi.
Presiden dan Menteri memberi kelonggaran.
Katanya,
Banyak program beasiswa yang pilih kasih.
Nyatanya!
Masih ada pungli.
Tak terdeteksi.
Berkedok beli buku, hingga rekreasi.
Dilindungi media masa yang bisa dibeli.
Bagaimana tidak?
Pers juga manusia.
Hanya dengan itu mereka bisa memasak nasi.
Sedang untuk medidik anakku hingga sekolah tinggi.
Harus mengorbankan bakul nasi sendiri.
Terbalik tak berisi disiang hari.
Malamnya tempe sambal korek sudah bagus.
Untuk sekedar mengganjal.
Agar tetap berenergi.
Supaya tetap sehat untuk menyongsong pagi.
Halah!
Kata pemuka Agama di televisi.
"Orang miskin harus sabar dan ikhlas, karena dipastikan surga akan dengan terbuka menerima."
Tak dikatakan untuk berbagi.
Iya, karena dia setiap hari naik Mercy.
Hanya iming-iming surga.
Atau ancaman masuk neraka.
Seperti ancaman petugas bank yang menagih hutang.
Imanku menyatakan,
Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Namun firman-Nya tentang berbagi.
Selalu ditutupi dengan ketakutan siksa setelah mati.
Oh, merdunya.
Senandung perut ini.
Begitu pula anak dan istri.
Krucuk, kruk, krucuk.
Tolong! Tolong!
Dengarkan kami.
Aduh! Aduh!
Kami sekarat hampir mati.
Kok tidak ada respon?
Halah!
Mungkin kalian sedang mendengkur diatas kursi.
Tegar P S Widodo
Nganjuk, 21 Februari 2017
No comments:
Post a Comment