Monday, December 3, 2018

AKU(MU) BIDADARIKU


        : Istriku Lailatul Munafiah (Monna)

Kulabuhkan cintaku padamu.
Ketika kapal terjungkal hampir karam.
Diterjang badai kebisingan.
Terpaan topan jargon perjuangan.

Kutambatkan hatiku padamu.
Ketika kegelisahan menggelitiki perut.
Setiap petang setiap terang, mulas.
Mulutku memuntahkan bualan harapan.

Namun maafkan sayang.
Jika buah quldiku telah terbagi.
Sehingga bukan hanya kamu yang telah menikmati.
Cinta yang memabukkan kita berdua.

Ku membagi cintaku pada keindahan dunia.
Mendamba simpati dari setiap manusia.
Mengumbar ketelanjangan isi kepala.
Melenggang jalang idea-idea.
Remahan-remahan dari cita-cita.

Kusadari bahwa aku hanyalah pemulung.
Hidup dengan mengais-ngais aksara.
Bersandar pada kalam-kalam.
Disakralkan dan disaktikan dalam lamunan.
Mimpi dalam tidur siang ku.

Merajut bulu-bulu menjadi sayap untuk terbang.
Menuju surga, meski tak dialiri sungai anggur dan susu.
Mendialektikakan kitab kamasutra.
Bercumbu dibawah nyanyian burung garuda.
Tempat kita saling memuji.
Kadang memaki isi dunia ini.
Kemudian kita saling melontar mimpi.
Cita-cita bertema generasi, bersamamu selalu.

Sedang impianku tentang bentuk dunia.
Masih berdiri setegak tugu monas sayang.
Segagah matahari yang membakar siang.
Sekaligus menjadi pupuk kebun cintaku padamu.
Hingga hidup kita hanya tinggal nama.

Tegar P S Widodo, PANKRAMA (Kediri, 17012016 / 02.19)

No comments:

Post a Comment

PELUH DAN KARYA

Mari berjihad! Melawan miskin dan malas Seiya semesta selaras jiwa Berkarya sepenuh hati Janji Tuhan itu nyata Berikan surga hasil...

Persembahan Kami